Curhatan Jokowi Soal Anak-Anaknya - Hari ini, Selasa (15/10) merupakan setahun resminya Joko Widodo alias Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tentu ada banyak yang sudah dilaluinya sebagai orang nomor satu DKI dan juga apa yang dia lakukan di dalam keluarganya yang telah dibina selama 26 tahun bersama Iriana. Jokowi telah dikaruniai 3 orang anak masing-masing Gibran Rakabuming Raka (lahir tahun 1988), Kahiyang Ayu (1991), dan Kaesang Pangarep (1995). Meskipun secara tidak langsung menceritakan bagaimana Jokowi mendidik anaknya, namun inilah curhatan Jokowi saat bicara tentang mendidik anak :
Diajarin Disiplin, Prihatin, dan Tidak Manja
"Kalau secara pribadi, anak saya diatur disiplin, diajar prihatin. Jangan dimanjakan," ujar Jokowi bulan September lalu sesudah melakukan sidak di Kelurahan Johar Baru, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Jam Keluar Anak
Selain memberitahu tentang caranya mendidik anak, Jokowi juga bercerita jam keluar anak yang merupakan peraturan sedang dipertimbangkan oleh Jokowi, namun dia tetap akan memperhatikan hak anak. "Harus melihat mengganggu pikiran anak atau tidak. Nggak bisa ke rumah teman, mengganggu jam malam anak. Semuanya harus dihitung," ujar Jokowi. Bagi Jokowi, wajar jika anak dilarang keluar malam. "Peran sekolah, orangtua, pemerintah dalam menertibkan semuanya," kata Jokowi.
Pupuk Rasa Prihatin Anak
Seharusnya orangtua memupuk nilai-nilai pendidikan agar anak terlatih hidup mandiri. "Orangtua ajarin anaknya prihatinlah. Punya daya juang yang tinggi, punya ketahanan menyelesaikan kehidupannya," ujar Jokowi di Balaikota Jakarta, Kamis (12/9) lalu. Salah satu hal yang tampak dalam kehidupan sehari-hari yang dianggap tidak sesuai dengan usia anak adalah penggunaan kendaraan bermotor.
Sempat terjadi anak sulung Jokowi tidak mau meneruskan usaha kayu milik ayahnya sehingga membuat sang ayah tidak mau memberi modal untuk usaha catering anaknya. Namun, meskipun begitu, Jokowi jadi panutan bagi anak-anaknya. "Bapak itu panutan bagi kami, ulet, jujur, dan bertanggung jawab," ujar Gibran, anak tertua. Namun, begitulah pahit manis sebuah keluarga. Ikatan darah yang begitu kuat jadi pemersatu dan dapat membuat kita makin erat dengan anggota keluarga yang lain, dengan orangtua sebagai pemimpinnya.
[
sumber ]