Perempuan yang mengaku istri simpanan Rektor IPDN akhirnya mengungkapkan jati dirinya di hadapan wartawan di Bandung, Selasa (11/6/2013). | KOMPAS.com/ Putra Prima Perdana
BANDUNG, KOMPAS.com — Perempuan yang mengaku sebagai istri simpanan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Susi Susilowati, menceritakan awal mula percintaannya dengan I Nyoman Sumaryadi. Alkisah, pada tahun 2011 lalu, Susi hendak memasukkan anak teman dekatnya untuk bersekolah di IPDN yang terkenal dengan persaingan ketatnya.
Singkat cerita, ia pun akhirnya menghubungi I Nyoman agar anak tersebut bisa masuk IPDN secara mulus. "Dari situlah saya lebih dekat dengan Bapak (I Nyoman). Beliau setiap hari menghubungi saya," kata Susi saat konferensi pers di Graha Inilah Pasim di Jalan Pasteur, Kota Bandung, Selasa (11/6/2013).
Susi mengaku niatnya memasukkan anak tersebut adalah sebagai bentuk balas budi terhadap orangtuanya karena telah membantu saat dirinya menggarap sebuah proyek di Papua. Selain itu, ia merasa iba dengan kondisi keluarga anak tersebut yang dikatakannya sebagai keluarga kurang mampu. Ia juga sudah dua kali gagal masuk sekolah calon praja itu.
Setelah anak tersebut dipastikan menjadi salah satu praja di IPDN dan menyingkirkan salah satu calon praja yang menurut pengakuannya adalah anak salah seorang bupati di Papua, Nyoman kembali menghubungi Susi. Dalam percakapannya kala itu, sang rektor meminta imbalan atas jasanya.
"Beliau meminta imbalan, tapi dengan catatan harus menemui beliau di Bandung. Mau tidak mau saya turuti karena saya juga ingin mengucapkan terima kasih," ujar Susi.
Susi menambahkan, I Nyoman meminta imbalan berupa cendera mata sabuk Manokwari dari Papua berlapis emas 24 karat. Usut punya usut, harga sabuk tersebut bernilai Rp 180 juta.
"Dia bilang, saya harus ke Bandung dan memberikan apa yang dia (I Nyoman) mau. Saya sudah kepalang basah memasukkan anak ini. Saya takut anak itu malah dikeluarkan dari IPDN," bebernya.
Karena Susi dan orangtua anak titipannya itu tidak mampu menuruti permintaan I Nyoman, tubuh Susi pun menjadi penggantinya. Sang rektor pun meminta wanita asal Kuningan, Jawa Barat, itu untuk memenuhi berahinya di sebuah hotel ternama di bilangan Jalan Pasteur, Kota Bandung.
"Saya bingung. Apa yang harus saya perbuat, Bapak minta sabuk Manokwari yang ternyata harganya sangat mahal, akhirnya 'tumbalnya' saya," katanya.
Sebelumnya, beredar video di YouTube dan Facebook yang mengklaim seorang anak biologis Rektor IPDN yang tidak diakui. Saat dikonfirmasi, Rektor IPDN I Nyoman Sumaryadi dengan tegas mengungkapkan, apa yang tertulis maupun diungkapkan di kedua media sosial tersebut, tidak benar.
[
sumber]