Es Kutub Terus Mencair, Bahaya Tsunami Besar Ancam Bumi - Virginia, Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa pencairan es yang kerap terjadi selama beberapa tahun terakhir dapat memicu kenaikan permukaan air laut dengan cepat. Kemudian besar kemungkinan hal ini menyebabkan terjadinya longsor di bawah laut.
Disitat NBC News, Minggu (17/8/2013), longsor di bawah laut terjadi hampir pada setiap tepian benua, karena sebagian besar dari lempeng benua di dunia berbatasan dengan lempeng samudera. Pemicunya, lereng bawah laut saling bertabrakan akibat gempa Bumi atau disebabkan oleh beban berat yang berpotensi menghasilkan tsunami berbahaya.
Setengah dari permukaan laut di Bumi ini digerakkan oleh longsor bawah laut selama 125 ribu tahun terakhir. Puncaknya terjadi antara delapan ribu dan 15 ribu tahun yang lalu.
“Periode ini bertepatan dengan puncak kenaikan permukaan air laut pada masa akhir zaman es yang lalu,” kata seorang ahli geofisika dari United State Geological Survey (USGS) Coastal and Marine Science Center di Woods Hole, Amerika Serikat (AS).
Bencana itu terjadi bertepatan dengan perubahan iklim. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa hal itu disebabkan oleh pemanasan global alami kala itu, tetapi belum ada bukti kuat yang mampu menjelaskannya.
Untuk itu, Brothers dan rekan-rekannya membuat model komputer tiga dimensi (3D) untuk memvisualisasikan efek dari kenaikan permukaan laut setinggi 395 kaki atau sekira 120 meter di tepi benua North Carolina dan Amazon di Brasil.
Kenaikan permukaan laut yang pesat kala itu dikarenankan lapisan es (gletser) di wilayah kutub yang mencair hingga ribuan meter. Model juga menunjukkan, gletser yang runtuh tersebut memicu terjadinya longsor di bawah laut.
Para ilmuwan menambahkan bahwa terjadinya longsor di bawah laut tersebut bisa membantu pelepasan sejumlah besar metana dan gas rumah kaca dari dasar laut. Hal ini tentu mendorong adanya perubahan besar dalam kandungan laut dan atmosfer, seperti pemanasan iklim.
[
sumber ]