Jadi Anak Jalanan Setelah Patah Hati - Tato di lengan kirinya bergambar hati tertusuk panah bertulisan Lonely Heart. Artinya mudah ditebak, patah hati. Namun lebih dari itu. rajah ini menggambarkan prinsip Ucu Kambing sebagai berandalan. Dia tidak pernah mengajak temannya dan bergerombol saban berkelahi.
Lelaki kelahiran Jakarta, 21 April 1946, itu bercerita dia terpaksa menjadi anak jalanan saat berumur 17 tahun setelah patah hati. Cinta pertamanya ditolak oleh gadis asli Betawi tinggal di Jalan Kubur Lama. Saat ini nama jalan itu berganti menjadi Jalan Sabeni.
Pujaan hatinya itu lebih memilih temannya karena lebih sukses ketimbang Ucu. Saya sempat patah hati, minum-minuman keras, cuma kita nggak pernah ganggu orang," kata Ucu saat ditemui merdeka.com Selasa pekan lalu di rumahnya, Kebon Pala, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sejak itu, dia berkelana ke pelbagai daerah di Indonesia, kecuali Papua. Saya enggak suka di sana karena banyak monyet," ujarnya. Dia bertualang menantang jago-jago silat untuk mengetes keberanian sekaligus kelihaiannya berkelahi.
Ucu mengikhlaskan pujaan hatinya itu menikah dengan orang lain. Suami dari gadis masih kerabatnya ini tidak berani main-main. Ucu mengultimatum akan mengejar kemana pun jika sampai ditelantarkan. Dulu saya sempet emosi, biase namanya anak muda sama cinta monyet. Dulu lakinya gue gebukin di bawah pohon kamboja dan hampir gue gorok, tuturnya sambil mengucap istigfar.
Patah hati ini pula membawa Ucu ikut menumpas anggota dan simpatisan Partai Komjunis Indonesia. Leat Pemuda Muhammadiyah, Ucu terlibat operasi pembantaian hingga ke luar Jawa. Dia bahkan mengaku terlibat dalam pembunuhan anggota PKI di Jembatan Bacem, Solo.
Ucu kerap beristigfar jika disebut jagoan. Lelaki kelahiran Kebon Pala ini lebih suka menjadi orang disegani ketimbang ditakuti. Dia tidak suka memiliki banyak musuh, apalagi dari kampung sendiri. Yang jagoan itu cuma ayam yaitu ayam jago, katanya.
Dia mengatakan, para jawara menjadi lawan duelnya dulu kini menjadi teman. yang dulu berkelahi dengannya kini menjadi teman. Prinsip hidupnya melawan kebatilan. Dia tidak membenci preman suka memeras pedagang kaki lima, apalagi sampai menyakiti. Dia juga tidak suka orang sombong.
Pasukan berani mati Gus Dur dipimpin Nuril Arifin pernah minta ampun. Dia datang menemui Ucu ditemani mendiang Zainuddin M.Z. ELu jual gue beli. Panglimanya minta maaf nangis-nangis dan datang jam satu malam nemuin saya bersama Zainudin MZ." [fas]
[
sumber ]