Rekonstruksi kasus pembunuhan
Franciesca Yofie di kawasan Cipedes, Bandung, Jawa Barat, Kamis
(22/8/2013) siang. | KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA
Kompol Albertus Akhirnya Bicara Soal Pembunuhan Sisca Yofie - Komisaris Albertus Eko Budiharto
(38), anggota Bagian Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat, yang disorot
publik karena dihubung-hubungkan dengan kematian Kepala Cabang PT Verena
Multi Finance, Bandung, Fransisca Yofie (34), berharap kasus pembunuhan
Fransisca segera diungkap secara terbuka di persidangan.
”Saya
justru ingin kasus ini segera diungkap secepatnya di persidangan karena
saya yakin tidak terlibat. Tidak ada fakta hukum dan bukti-bukti yang
menunjukkan keterkaitan saya dalam pembunuhan korban (Fransisca).
Bahkan, kalau saya terbukti bersalah, saya siap dihukum mati,” kata Eko
dalam wawancara dengan
Kompas di Polda Jawa Barat (Jabar), Rabu (27/8/2013) malam kemarin.
Nama
Eko dihubungkan dalam kasus pembunuhan Fransisca setelah polisi yang
memeriksa kamar kos korban di Jalan Setra Indah Utara II, Bandung,
menemukan foto dan surat Eko.
Fransisca tewas pada Senin
(5/8/2013) lalu setelah diseret sejauh satu kilometer dari pintu rumah
kosnya. Meskipun sudah ada dua tersangka yang mengaku, yaitu Ade dan
Wawan, banyak kalangan meragukan pengakuan tersangka, apalagi setelah
muncul nama Eko sebagai anggota polisi yang pernah memiliki hubungan
khusus dengan Fransisca.
Eko mengenal Fransisca tahun 2003 ketika
korban melapor ke Kepolisian Sektor (Polsek) Astana Anyar karena
mendapat ancaman dari mantan pacarnya. Waktu itu, Eko menjadi kapolsek.
Setelah berkenalan, hubungan keduanya semakin dekat.
Namun,
hubungan terputus setelah Fransisca tak mengembalikan mobil Eko yang
dipinjam ibunya. Mobil baru dikembalikan setelah Eko melapor ke polisi.
Sejak itu, mereka tidak lagi bertemu hingga Fransisca tewas dibunuh.
Keluarga terus dalami
Kuasa
hukum keluarga Fransisca, M Tohir, mengemukakan, apa yang dikatakan Eko
merupakan haknya. ”Namun, kami tetap ingin mendalami kasus ini,”
katanya.
Sementara itu, Kepala Staf Medis Forensik RSUP Hasan
Sadikin, Bandung, Noorman Herryadi, menepis tudingan salah seorang ahli
forensik di acara televisi yang mengatakan hasil visum terhadap
Fransisca dilakukan dokter umum.
”Pernyataan itu tidak benar dan
kurang etis. Saya terlibat dalam otopsi itu dan dalam penanganannya ada
tim yang salah satunya dokter umum,” katanya. (SEM)
[
sumber ]