Belanda Minta Maaf, Penolakan Rakyat RI Meluas
- Belanda melayangkan permintaan maafnya atas kekejaman dan pembantaian
terhadap rakyat Indonesia pada masa penjajahan. Namun kontroversi
muncul usai Belanda melontarkan permintaan maaf itu.
Anggota
Komisi I DPR RI M. Basri Sidehabi mengusulkan pembentukan tim panitia
kerja (Panja) DPR untuk menengahi kontroversi permintaan maaf Pemerintah
Belanda atas kekejaman dan pembantaian yang dilakukan tentara kolonial
terhadap rakyat Indonesia. Kontroversi itu terkait aksi penolakan dan
penentangan terhadap sikap Belanda tersebut.
"Kita sebaiknya
tidak terburu-buru menentukan sikap resmi terhadap permintaan maaf
Pemerintah Belanda tersebut. Karena kami bisa memahami alasan dari sikap
Pemerintah Indonesia dan juga suara dari masyarakat yang menolak
permintaan maaf tersebut," jelas Basri Sidehabi, dalam keterangan
tertulis yang diterima Okezone, Rabu (11/9/2013).
Dengan adanya
'panitia kerja', lanjut Basri, diharap ada penyelesaian terhadap nasib
para janda maupun keluarga korban kekejaman Westerling tersebut secara
komprehensif dan bermartabat tanpa didasari rasa belas kasihan.
Dengan begitu, ke depan terdapat kepastian dukungan baik dari segi status hukum maupun dukungan secara politik atau parlemen.
Menurut Basri, yang terpenting saat ini pihak Pemerintah Belanda
secara resmi telah mengakui perbuatan kekejaman dan pembantaian yang
dilakukan tentaranya di bawah pimpinan Raymond Pierre Westerling
terhadap rakyat di sejumlah daerah di Indonesia.
"Dengan adanya
pengakuan perbuatan keji tersebut, memang tidak cukup hanya sekedar
meminta maaf saja. Tapi harus ada kelanjutan berupa penggantian atau
kompensasi terhadap para keluarga korban kekejaman Westerling tersebut,"
jelasnya.
Rakyat Sulawesi selatan sendiri setiap 11 Desember
memperingati hari korban 40 ribu jiwa. Bahkan warga kerukunan keluarga
sulawesi selatan (KKSS) turut memperingatinya dengan kunjungan ke Taman
Makam Pahlawan Kalibata.
Sebelumnya, sejarawan LIPI Anhar
Gonggong mengimbau Pemerintah RI menolak permintaan maaf dari Belanda
terkait peristiwa genosida yang dilakukan tentara Belanda di Sulawesi,
yang dipimpin Raymond Pierre Paul Westerling saat agresi Belanda pada
1945 hingga 1950.
[
sumber ]