Sepuluh Menit Sebelum Bripka Sukardi Roboh
- Jakarta - Seorang personel keamanan di kantor Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) mengatakan bahwa dirinya sempat melihat satu orang, tanpa
mengenakan helm, yang menenteng pistol di tangan kanannya. Hanya
berkisar sepuluh menit sebelum peristiwa penembakan Anggota Provost
Polair Markas Besar Kepolisian Bripka Sukardi terjadi.
Personel
keamanan itu mengatakan sebelumnya ada sepeda motor yang berhenti di
sisi jalan persis sebelum gerbang tempat mobil keluar kompleks kantor
KPK. Kemudian, si pemegang pistol turun. Dia berdiri di trotoar. Satu
orang lagi, pengendaranya, tetap duduk di sepeda motor.
Personel
keamanan itu tak menaruh curiga. Dia pun lantas ke area parkir sepeda
motor di kompleks KPK berkumpul dengan teman-temannya. Tiba-tiba,
terdengar suara letusan, satu kali. Jika ditarik garis lurus, jarak
personel keamanan ini dengan Sukardi hanya berkisar 10-15 meter.
Personel
keamanan KPK tak bisa langsung melihat peristiwa itu karena terhalang
pagar. Suara letusan itu, mirip suara knalpot sepeda motor yang
menembak-nembak. "Awalnya tak disangka ada penembakan, malah kami sempat
teriak 'Woy jangan main petasan di sini' begitu," ujar dia.
Empat
detik setelah suara letusan pertama itu, kembali terdengar suara
letusan yang sama, "Dor! Dor! Dor!" dengan ritme yang tak terlalu cepat.
"Baru kami buru-buru lari ke gerbang, ingin melihat apa yang terjadi.
Kami menyangka ada polisi yang melumpuhkan penjahat," kata personel
keamanan itu.
Saat tiba di gerbang itulah, personel keamanan
melihat satu orang yang sedang menenteng pistol. "Saya ingat tinggi dia
sekamu (170 sentimeter), wajahnya putih, rambutnya cepak, celananya
warna cokelat," ujar personel keamanan itu.
Pelaku mengarahkan
pistol itu kepada dirinya, seraya berkata, "Masuk!". "Saya dan
teman-teman langsung kaget dan lari masuk ke dalam," kata dia kepada
Tempo, Rabu, 11 September 2013.
Setelah menodong dan menyuruh
masuk, pemegang pistol itu melanjutkan jalan kaki ke sepeda motor yang
sudah ditunggui rekannya. "Jalannya tenang saja gitu, pelan," kata
personel keamanan ini.
Di lokasi Bripka Sukardi sudah tergeletak
tewas ditembak, di Jalan HR Rasuna Said persis sebelum gerbang keluar
kendaraan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, pada Selasa, pukul 22.20
WIB. Dia ditembak dari belakang, dengan rembesan darah yang terlihat di
dada tengah (punggung) dan perut (punggung) bagian kiri bawah.
Pistol yang dibawa Sukardi tak pada tempatnya. Sukardi ditembak ketika
sedang mengendarai sepeda motor sendirian. Dia sedang mengawal enam truk
tanpa bak yang membawa benda mirip balok panjang yang diberi penutup.
Penjelasan dari kertas yang ditempel di penutup, benda yang ditutup itu
adalah elevator parts, untuk proyek Rasuna Tower-Jakarta, dari Pelabuhan
Tanjung Priok, dengan berat per balok mencapai 960 kilogram. Satu truk,
bisa berisi hingga delapan balok. - TEMPO.CO
[
sumber ]