Tantangan Facebook setahun setelah menggelar penawaran saham perdana (IPO) adalah menyiasati pendapatan. Selama delapan tahun sejak berdiri, perusahaan tersebut berfokus pada pertumbuhan jumlah pengguna. Kini mereka menempatkan pendapatan sebagai prioritas tertinggi dan berupaya merestrukturisasi bisnisnya dengan memikirkan cara terbaik terbaik bagaimana meningkatkan penjualan.
- AFP/Getty Images
- Logo Facebook di layar iPhone.
Sebelum melantai di bursa saham New York, 85% pendapatan Facebook datang dari iklan desktop yang terletak di bagian kanan atas situs tersebut. Sisanya datang dari penjualan benda-benda virtual dari sejumlah
game online milik Zynga yang terintegrasi dalam media sosial tersebut.
Sekarang Facebook bereksperimen dengan lebih dari sepuluh cara lain untuk menghasilkan uang, termasuk menjalankan toko online hingga mengutip biaya bagi pengguna Facebook yang ingin menggunakan fasilitas percakapan (
chat messages) diluar jaringan teman mereka.
Facebook juga telah memperluas unit bisnis iklannya. Untuk pertama kalinya, Facebook memunculkan iklan di perangkat
mobile, di dalam News Feed dan juga menciptakan widget khusus di versi mobile, yang mempromosikan instalasi aplikasi pihak ketiga. Facebook juga telah memperkenalkan sejumlah produk untuk para pengiklan, seperti alat yang bisa menargetkan pengguna berdasarkan kunjungan mereka ke situs tersebut, atau bahkan ketika mereka sedang offline. Perusahaan itu juga telah memerintahkan agar sejumlah manajer projek dan developer untuk turut memikirkan cara memenuhi target penjualan.
Perubahan-perubahan tersebut telah membantu mendongkrak pendapatan Facebook menjadi $1,46 milyar dalam laporan kuartal terbarunya, naik 36% dari $1,06 milyar pada periode yang sama tahun lalu. Seperempat dari pendapatan perusahaan tersebut kini datang dari iklan mobile.
Namun, semua pencapaian tersebut belum cukup untuk mengembalikan saham Facebook ke harga saat IPO, $38. Kamis kemarin, saham perusahaan tersebut tutup pada $26,13, atau 31% lebih rendah dibanding harga IPO.
- REUTERS
- Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Memusatkan fokus perusahaan untuk meningkatkan penjualan bisa mengancam pengalaman para penggunanya–sebuah isu yang sangat diperhatikan oleh pendiri Facebook, yang berulang kali mengatakan bahwa Facebook awalnya diciptakan bukan sebagai perusahaan. Pada laporan pendapatan bulan ini, CEO Facebook Mark Zuckerberg meyakinkan para investor bahwa situs tersebut belum “melihat adanya dampak besar terhadap kepuasan pengguna”– menyiratkan bahwa perubahan fokus tersebut memiliki sedikit pengaruh terhadap pengalaman pengguna, namun tidak terlalu besar.
Tetap saja, sejumlah investor mengatakan mereka melihat arahan baru terkait pendapatan ini secara positif.
Mark Hawtin, manager portfolio GAM Star Technology Fund yang memegang dana senilai $250 juta, mengatakan ia baru-baru ini membeli lebih banyak saham Facebook karena diluncurkannya sejumlah produk iklan yang baru, dan karena pernyataan Zuckerberg September lalu tentang fokusnya mengenai pendapatan dan mobil.
Ketika Facebook melangsungkan IPO tahun lalu, pesan dari perusahaan tersebut adalah “kami berfokus pada pertumbuhan pengguna dan interaksi dengan pengguna, pendapatan akan datang dengan sendirinya,” kata Hawtin, yang juga mengatakan bahwa Facebook kini merupakan satu dari tiga perusahaan teratas dalam portfolionya. “Setelah IPO, pesannya adalah pendapatan dan mobile sekarang juga merupakan bagian penting.”
Perubahan fokus ke arah pendapatan mulai terlihat awal 2012, terutama setelah laporan pendapatan kuartal IV tahun itu menunjukan adanya penurunan tajam dalam pertumbuhan penjualan.
Facebook kemudian bergegas untuk meningkatkan aplikasi
mobile-nya. Perusahaan tersebut memperkenalkan iklan
mobile yang diintegrasikan ke dalam News Feed pada Maret 2012. Sekarang, iklan tidak lagi ditempatkan di sisi kanan dari situs tersebut, namun di bagian tengah, atau bagian inti dari produk tersebut.
Dalam sebuah pertemuan Juli lalu, di masa ketika saham Facebook anjlok, sekelompok petinggi Facebook yang dikenal sebagai “M Team” memutuskan bahwa lebih banyak tim yang perlu diwajibkan untuk bertanggung jawab atas pendapatan perusahaan tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, CEO Facebook, Mark Zuckerberg dan petinggi-petinggi lainnya, termasuk COO Sheryl Sandberg dan ketua bagian keuangan David Ebersman, meninjau ulang keseluruhan bisnis Facebook, mempelajari seluruh produk dan seluruh tim yang ada di perusahaan tersebut.
Pendapatan akhirnya menjadi prioritas, kata David Fischer, wakil presiden divisi marketing, yang menghadiri pertemuan tersebut. “Lebih banyak petinggi perusahaan yang perlu mengemban tanggung jawab.”
[
sumber]