Gimana Niih, Daya Saing Made In RI Kalah Dari Malaysia - Jakarta - Daya saing produk Indonesia ternyata masih tertinggal dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Ini jadi tantangan besar menjelang penyatuan pasar bebas masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) atau Asean Economic Community (AEC) yang akan berlaku di 2015 mendatang.
Demikianlah yang disampaikan oleh Ketua ASEAN Competitiveness Institute (AEI) Soy Pardede dalam seminar 'Kesiapan ekonomi negara-negara di kawasan ASEAN dalam menghadapi Era MEA' pada Indonesia Banking Expo 2013, di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (24/5/2013).
Soy mengatakan, saat ini Indonesia berada di peringkat ke-46 dari seluruh negara di dunia dalam hal daya saing produk. Sementara Singapura berada di nomor 2, Malaysia 21, Thailand 39, Vietnam 65, dan Filipina 75.
"Ada 10 negara daya saing tertinggi di dunia yaitu Swiss, Singapura, Swedia, Finlandia, AS, Jerman, Belanda, Denmark, Jepang, Inggris. ASEAN hanya satu yaitu Singapura. Malaysia 21, Thailand 39, Indonesia 46, Vietnam 65, Filipina 75," ungkapnya.
Maka dari itu, akan menjadi tantangan besar untuk Indonesia dalam bertarung dengan negara-negara ASEAN. Apalagi untuk maju ke tataran dunia.
"Akan jadi tantangan besar yang harus kita hadapi, untuk tingkatkan daya saing dalam konteks global. Bicara tentang daya saing, orang hanya ukur daya saing dalam relevan market, tapi dalam model kontemporer, juga lintas sektoral," ujarnya.
Ia menilai, ada dua strategi yang dibutuhkan untuk menghadapi permasalahan tersebut. Pertama adalah meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki.
"Seperti jumlah penduduk besar, kemudian Sumber Daya Alam (SDA) melimpah, dan posisi strategis secara kawasan," sebut Soy.
Kedua adalah koordinasi secara komperhensif antara kementerian/lembaga, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), KPPU, serta Kamar Dagang dan Industri.
[
sumber ]