REPUBLIKA.CO.ID, BATANGHARI -- Guna membangun karakter bangsa untuk semua lapisan masyarakat, khususnya bagi "Generasi Emas", Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar acara "Nonton Bareng Film Inspiratif 2013". Acara digelar di Gedung Pemuda Kabupaten Batanghari, Jambi.
Selain acara nonton bareng, juga digelar rangkaian acara lainnya seperti seni tari, pemutaran video ilustrasi "18 Karakter Bangsa", "Dialog Interaktif", dan puncaknya adalah "Nonton Bareng Film Inspiratif", bersama 700 siswa SD–SMP setempat, 700 orang guru, dan 600 orang masyarakat.
"Kemendikbud RI tengah menggalakan sosialisasi dan edukasi terkait pengembangan nilai budaya dan pendidikan karakter bangsa yang dituangkan dalam 18 nilai Karakter Bangsa," ujar Plt Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kacung Marijan, dalam keterangan tertulis, Senin (27/5).
Beberapa judul film yang akan diputar antara lain "9 Summers 10 Autumns" (peserta guru), "Cita-citaku Setinggi Tanah" (peserta siswa), dan "Pengejar Angin" (peserta umum).
Sedangkan "Dialog Interaktif" akan menghadirkan beberapa pembicara mulai dari kalangan budayawan, insan film, hingga motivator anak, yakni Ketua Lembaga Sensor Film Muchlis Paeni, Duta Pendidikan Anak Usia Dini Dewi Hughes, aktor senior Alex Komang, sutradara film Eugene Panji, serta artis cilik M. Syhab , dan lainnya.
Kacung mengatakan, telah terjadi pergeseran nilai-nilai pada generasi muda masa kini. Ditambah pengaruh dari globalisasi, sehingga pendekatan secara konservatif tidak masuk lagi di kalangan generasi muda. Maka dari itu perlu satu media transformatif sebagai pendekatan yang efektif. Film dianggap salah satu media yang mumpuni untuk menjalankan misi itu.
"Film itu memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perilaku anak. Ketika ada film tren, bintangnya cocok, maka gayanya pun ditiru," kata dia.
Kegiatan "Nonton Bareng Film Inspiratif 2013" ini rencananya akan digelar di 30 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kota-kota yang dipilih adalah kota-kota yang tidak atau belum memiliki sarana gedung bioskop, sehingga dapat memberi kesempatan bagi pelajar, guru, dan tenaga pendidik di daerah untuk menonton film berkualitas yang dapat menginspirasi dan merangsang mereka untuk berdiskusi mengenai nilai budaya yang terdapat dalam film tersebut.
[
sumber]