Nur Febriyani, seorang pramugari yang dipukul oleh Ketua Dinas Badan Koordinasi Modal Daerah Bangka Belitung, Zakaria Umar Hadi menggelar jumpa pers di Kemang Utara, No 33 Kav 9, Jakarta Selatan, Jumat 7 Juni 2013 dengan ditemani adiknya Shita Destyani
Dalam kesempatan itu, Febriyani menceritakan bagaimana asal mula kejadian pemukulan itu bisa terjadi. Kata dia, kejadian itu berawal pada saat Pesawat Sriwijaya Air SJ 078 penerbangan Jakarta - Pangkal Pinang akan berangkat dari bandara Soekarno Hatta.
"Awalnya waktu boarding tidak ada masalah, sampai penumpang tersebut (Zakaria) duduk di kursi 12 E di dekat pintu emergency exit. Jadi, di dekat sana pramugari harus adabriefing," ucap Febriyani
Lanjut Febriyani, sebelum dirinya menegur Zakaria, dua pramugari lainnya sudah dua kali menegur pejabat Bangka Belitung itu. "Tetapi, dia malah berkata agak keras ke teman saya," ujarnya.
Disampaikan Febriyani, setelah kejadian itu lalu temanya sesama pramugari melaporkan kepada dirinya bahwa masih ada penumpang yang tidak mengindahkan peringatan bahwa ponsel harus dimatikan.
Kata dia, temanya sudah dua kali memberikan peringatan bahwa ponsel harus dimatikan saat akan melakukan landing (mendarat).
"Lalu saya melakukan security check, melihat ada yang masih memakai HP. Lalu, saya dekati penumpang itu. Saya ingat sudah bilang, maaf dan tolong dimatikan HP-nya, tetapi dia malah menyorongkan HP dia ke wajah saya. Dia berkata keras bahwa HP-nya sudah dimatikan," ujar Febriyani.
Menurut pengakuan Fenriyani, menggapi perlakuan itu dirnya hanya bertanya mengapa berkata kasar "Saya lakukan itu karena tanggung jawab saya. Tapi saya tidak perpanjang lagi," kata Febriyani.
Dijelaskan Febriyani, setelah take off, Zakaria masih terlihat sangat marah kepada dirinya dan turun paling akhir diantara para penumpang yang lainnya.
"Waktu greeting passenger, bapak itu turun belakangan, dia marah-marah ke saya lalu dia bilang, jangan kasar. Lalu dia memukul pipi saya. Saya berusaha kasih tahu kapten. Tapi dihalangi dan dia malah pukul saya lebih kencang ke arah telinga kiri saya," tutur Febriyani.
Febriyani melanjutkan, setelah memukul lalu Zakaria berkata, "Saya penumpang. Saya raja, saya bayar pakai uang, biar kapok dia," ujarnya.
Setelah itu, bermodalkan kesaksian dari seroang ibu yang melihat kejadian itu, Febriyani melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Pangkal Pinang. Sebab, di kantor Sriwijaya Air di Pangkal Pinang tidak ada orang.
"Tapi untung ada yang mau bersaksi. Seorang ibu-ibu sambil menangis bilang, mbak ini dipukul. Lalu di BAP, dan setelah itu saya melakukan visum di RS Dipati Hamzah" ujarnya.