Wanita Ini Rela Menikah dengan Jasad Pacarnya
- SEMARANG, Cinta terbukti mengalahkan logika. Demi membuktikan
cintanya kepada kekasih, seorang wanita asal Semarang rela menikahi
seorang pria yang sudah meninggal dunia.
Eni Nurida (33),
terlihat ramah saat ditemui di rumahnya, di Kelurahan Tambakmulyo RT 02
RW 13, Tanjung Mas, Kota Semarang, Selasa (27/8/2103), sekitar pukul
14.00 WIB. Dia bergegas merapikan ruang tamu berukuran 2x3 meter, yang
hanya berisikan televisi 14 inci tanpa ada kursi.
"Silakan duduk
Mas, maaf rumahnya jelek dan berantakan," tuturnya. Di rumah petak
berukuran 6x8 meter berdinding batu bata tersebut Eni dan keluarganya
menetap.
Suasana seketika hening sejenak ketika dia ditanyai soal
kematian Dedi Setyawan (35) alias Didik, suami yang meninggal dibacok
oleh tetangganya, Senin (26/8/2103) dini hari. Mata Eni berkaca-kaca
ketika mulai menceritakan awal perkenalannya dengan Didik.
"Waktu
itu dikenalkan sama adik saya, Nurhamidah. Adik saya satu tempat kerja
dengan adik Mas Didik," ungkapnya, sembari mengeluarkan foto Didik
semasa hidup dari saku bajunya.
Berselang seminggu, menurut Eni,
Didik pun memberanikan diri untuk melamarnya. Didik datang bersama kedua
orangtuanya untuk membicarakan rencana pernikahan. "Saya juga kaget,
ternyata Mas Didik beneran serius," katanya.
Dari pembicaraan
tersebut, disepakati pernikahan Didik dan Eni pada hari Selasa
(27/8/2013) pukul 08.00 WIB atau sebulan setelah perkenalan. Berbagai
persiapan pun dilakukan seperti mengurus berkas kelengkapan pernikahan,
menyewa tenda, serta menyebar undangan.
Semua persiapan pun telah
selesai, dan tinggal menunggu momen bahagia mengucap janji pernikahan
di depan penghulu dan para saksi. Namun naas, beberapa jam sebelum ijab
kabul Didik tewas dibacok di bagian kepala oleh tetangganya, Sri Handoko
(31) dan Sri Supriyatin (26).
Didik tewas bersama adiknya,
Daryanto (31). "Saya diberi tahu oleh adik Mas Didik, dia datang ke sini
(rumah Eni) kira-kira jam empat subuh. Dia minta saya sabar," kata Eni.
Mendengar
kabar tersebut, hati wanita itu pun hancur. "Air mata saya langsung
keluar, saya cuma bertanya dalam hati, kenapa semua ini bisa terjadi,"
ujar Eni lirih.
Pernikahan yang rencananya dilakukan pada Selasa
pukul 08.00 WIB pun gagal. Tenda berwarna ungu terpasang di halaman
rumah Didik, berganti menjadi tenda tamu pelayat.
Namun menurut
Eni, rasa cinta yang sangat besar terhadap Didik membuatnya bersikeras
melanjutkan pernikahan tersebut meski dengan jasad Didik. Eni ingin
membuktikan cintanya kepada Didik.
Pernikahan dengan jenazah
Didik berlangsung pada Senin pukul 13.00 WIB. Tak ada baju adat Jawa,
apalagi kursi pelaminan. Jasad Didik yang sudah dikafani direbahkan di
samping Eni sembari dibacakan ijab kabul oleh orangtua Didik.
"Ya
tidak apa-apa, saya cinta sama Mas Didik," ujarnya. "Mungkin ini sudah
takdir Tuhan, saya jalani saja. Semoga dengan pernikahan ini Mas Didik
tenang di alam sana," sambungnya.
Meskipun sedih harus menikahi jenazah Didik, Eni mengaku akan tetap menjaga rasa cintanya kepada Didik.- KOMPAS.com
[
sumber ]