Sejarah Vespa Dari Italia Hingga Ke Indonesia - Vespa merupakan
kendaraan klasik yang masih digemari sampai sekarang. Kendaraan yang
berumur puluhan tahun ini masih banyak dijumpai di jalanan Indonesia.
Sejumlah komunitas pengendara Vespa juga pasti ada di setiap kota di
seluruh dunia.
Vespa bukanlah sebutan untuk kendaraan ini. Vespa merupakan sebuah brand
dari sepeda motor skuter yang berasal dari negeri Italia. Piaggio
merupakan nama dari perusahaan induk dari merk Vespa.
Pada masa awal kemunculannya Verpa memiliki saingan berat dalam pasar
skuter, yaitu merek bernama Lambretta. Namun sekarang ini otomatis Vespa
lebih dikenal karena masih mengeluarkan produk baru.
Jadi bagaimana perjalanan sejarah motor Vespa menancapkan pengaruhnya di dunia? Silakan simak ke halaman berikut.
Sejarah awal Vespa Pabrik Piaggio didirikan oleh Rinaldo Piaggio pada
1884. Pada awalnya perusahaan ini memproduksi kapal, kereta, mesin, dan
badan truk. Selanjutnya pabrik ini banyak menghasilkan produk pesawat
terbang.
Produksi Vespa dihasilkan Piaggio pada masa kepemimpinan putra Rinado
Piaggio, Enrico dan Armando. Vespa merupakan ambisi Enrico untuk
menghasilkan kendaraan yang bisa membantu mobilitas personal. Dalam
bahasa Italia, Vespa berarti tawon atau lebah.
Vespa dirancang oleh Corradino D’Ascanio, seorang insinyur di bidang
penerbangan. Dia juga merancang, mengonsep, dan menerbangkan helikopter
produksi Piaggio.
D’Ascanio berhasil membuat model Vespa yang terlihat simpel, ekonomis,
dan nyaman namun tetap elegan. Karena dasarnya dari penerbangan, maka
rancangan Vespa juga mengambil dari beberapa prinsip pesawat terbang.
Hal ini bisa dilihat dari garpu ban vespa yang mengambil inspirasi dari
model ban untuk mendarat dari pesawat terbang.
Konstruksi awal dari Vespa dimulai pada 1945. Model pertama Vespa diberi
nama MP5. Kendaraan ini berbentuk sederhana namun tetap elegan.
Bentuknya menyerupai bentuk lebah. Namun Vespa model awal ini masih
menuai kritikan.
Bentuk penutup pengaman terlihat seperti papan selancar. Bahkan sejumlah
pekerja di Piaggio menyebut kendaraan ini sebagai motor Paperino.
Paperino merupakan sebutan mengejek bagi tokoh kartun Donal Bebek.
Kenyataan ini membuat D’Ascino memperbaiki model Vespa.
Vespa MP5 Paperino - (scootermaniac.org)
Vespa model kedua bernama MP6 Akhirnya muncul seri Vespa terbaru yang
diberi nama MP6. D’Ascino menyebut kendaraan ini sebagai 'Sambra Una
Vespa', yang jika diartikan berarti 'Terlihat Seperti Tawon'.
Sebutan inilah yang membuat kendaraan produksi Piaggio ini dinamakan
Vespa. Pada April 1946, Vespa dengan seri MP6 mulai diproduksi secara
massal di pabrik Piaggio yang terletak di Pontedera, Italia.
Pada 1949, Vespa telah diproduksi mencapai 35 ribu unit. Pada kurun
waktu 10 tahun, Vespa telah diproduksi sebanyak satu juta unit. Vespa
menjadi simbol gaya hidup pada 1960-an, bahkan sampai sekarang ini.
Vespa terus berkembang di seluruh daratan Eropa dan dunia. Negara lain
mulai mengajak Vespa untuk bekerja sama membuat model ini untuk dijual
di negeri mereka.
Pada 1950, Jerman bekerja sama dengan Vespa untuk meluncurkan Vespa 125
cc. Larisnya Vespa membuat banyak perusahaan lain memroduksi skuter.
Beberapa pesaing Vespa pada saat itu adalah Lambretta, Heinkel, NSU, dan
Zundapp.
Dilirik karena bentuknya elegan dan lucu Produk Lambretta dan Zundapp
sempat populer juga di Indonesia pada era 1960-an. Vespa banyak dilirik
karena bentuknya yang elegan dan lucu. Produk Vespa seperti seri 150 GS
begitu populer sehingga sering muncul dalam film-film produksi 1960-an.
Seri ini mulai menyatukan setang kemudi dan lampu sorotnya. Namun, ciri
khas berupa bokong bahenol tidak pernah ditinggalkan. Tentu saja seri
ini masih diburu bahkan sampai sekarang ini.
Vespa lalu melanjutkan inovasinya dengan kemunculan seri ET2, ET4, Grand
Turismo, dan PX150. Vespa tidak hanya menjadi kendaraan skuter biasa,
namun telah menjadi ikon dari negara Italia. Vespa juga menjadi ciri
subkultur anak muda pada era 1960-an.
Vespa sebagai gaya hidup Kepopuleran Vespa, terutama pada era 1960-an,
membuat kendaraan ini tidak lepas dari gaya hidup anak muda pada waktu
itu. Vespa menjadi pendamping sebuah subkultur yang muncul di Inggris
pada akhir 1950-an sampai pertengahan 1960an. Subkultur ini tumbuh di
Inggris, terutama di kota London. Mereka menyebut kelompoknya dengan
sebutan Mod.
Mod berasal dari kata Modernist, yang mengiringi istilah Pop yang
berasal dari kata Popular. Mereka adalah pemuda urban yang berasal dari
kelas pekerja di kota London. Mereka berasal dari kalangan ekonomi
menengah ke bawah. Namun mereka tidak ingin ketinggalan dalam masalah
fesyen. Mereka memakai pakaian resmi yang disebut dengan zoot suit.
Pakaian ini merupakan paduan jas dan celana kain yang biasa dipakai
kalangan menengah ke atas. Mereka memakai setelan ini untuk mengolok
kalangan atas bahwa mereka dari kalangan bawah bisa juga memakainya.
Selain pakaian, ciri lain dari Mod adalah musik, gaya rambut klimis,
jaket parka, dan kendaraan skuter. Skuter dipilih karena kendaraan ini
sedang populer, terjangkau buat mereka, dan sangat 'Italia'.
Produk skuter semacam Vespa dan Lambretta menjadi populer di kalangan
Mod. Mereka memodifikasi skuter ini dengan memasang banyak lampu dan
kaca spion. Mereka juga memakai logo yang diambil dari lambang angkatan
udara Inggris.
Logonya sangat sederhana, yaitu lingkaran berwarna biru paling luar,
dengan lingkaran putih di dalamnya, serta lingkaran merah di paling
dalam. Warna biru berarti in the blue day, warna merah berarti in my red
eyes, dan warna putih berarti I ride with my scooter. Warna dari logo
ini sering juga disematkan pada skuter kelompok Mod.
Mod menjadi sebuah gaya hidup pada waktu itu. Tidak hanya fesyen, mereka
juga memberi pengaruh dalam bidang musik. Mereka mendengarkan musik
ciri khas Mod yang dibawakan band Inggris waktu itu seperti The Who, The
Small Faces, dan The Kinks. Mereka juga mendengarkan lagu-lagu dari
musisi Afro-Amerika yang membawakan aliran musik Northern Soul dan
Motown.
Vespa di Indonesia Perkenalan awal Indonesia dengan Vespa memang tidak
bisa dipastikan. Pasukan perdamaian dari Indonesia yang bertugas di
Kongo, atas perintah PBB, membawa oleh-oleh vespa tipe Classic dengan
kapasitas 150 cc. Vespa ini dihadiahkan sebagai pernghargaan dari
pemerintahan Indonesa waktu itu. Karena itu model Vespa ini di Indonesia
disebut dengan Vespa Kongo.
Baru pada pertengahan 1965, beberapa importir berusaha mendatangkan
Vespa langsung dari Italia. Bahkan ada yang merakitnya di Indonesia
dengan lisensi Vespa tentunya.
Vespa akhirnya menjadi primadona kendaraan roda dua sebelum masuknya
motor bebek. Pada 1970 hingga1980-an, sebuah perusahaan produksi Vespa
di Indonesia bisa menjual 500 unit skuter setiap hari.
Vespa mulai turun pamornya ketika motor produksi Jepang masuk Indonesia.
Pamornya semakin anjlok ketika tidak ada produksi dan inovasi baru
serta adanya krisi moneter tahun 1997. Tapi kondisi ini tetap tidak
menghalangi pecinta Vespa memburu kendaraan klasik ini.
Hingga kini Vespa produksi klasik masih dicari. Vespa masih digemari
karena keunikan bentuk, gampangnya untuk dimodifikasi, dan mesinnya yang
relatif lebih simpel. Vespa klasik ini dijual dengan harga beragam,
tergantung dari model, kondisi, dan originalitas.
Sampai sekarang Vespa masih tetap digemari, bahkan oleh generasi muda.
Banyak komunitas Vespa yang masih bertahan dan memodifikasi skuter ini
menjadi bermacam bentuk.
[
sumber ]