4 Kisah keji perampok & pembunuh 2 bocah di Semarang - Dua bocah ditemukan meninggal dunia di rumah mereka. Kedua bocah itu adalah Kanaya Nadin Aulia Zahrani Wiyana (1) dan Keanu Rifky Ontoseno Wiyono (2), sementara perawat mereka bernama Marni mengalami luka parah.
Diduga, ketiga orang itu menjadi korban aksi perampokan di rumah kedua orang tua anak tersebut, Sugeng Wiyono dan Eny di Jalan Mulawarman RT 01 RW 01 Kecamatan Tembelang, Semarang, Kamis (10/10).
Selang sehari kemudian, aparat Polrestabes Semarang dan Polda Jateng berhasil mengamankan 2 tersangka tersebut. Kedua pelaku itu adalah Ahmad Musa (28), warga Desa Tuk Songo RT 12 RW II, Kelurahan Geneng, Batealit dan Abdul Rohman (29), warga Damarjati RT 5 RW 6, Kelurahan Watu Wanten, Mayong, Kabupaten Jepara. Berikut cerita kejinya pembunuhan yang dilakukan para pelaku seperti dirangkum merdeka.com.
1. Bunuh pakai linggis
Pelaku perampokan, Ahmad Musa (28) nekat membunuh kedua bocah tersebut dengan memakai linggis. Lantaran, kedua bocah tersebut menjerit pada saat dia melakukan perampokan.
Musa kepada wartawan, Jumat (11/10) mengaku memukul kedua bocah yang masih berusia di bawah lima tahun itu hingga tersungkur.
2. Lukai pengasuh
Selain membunuh dua balita, Kanaya Nadin Aulia Zahrani Wiyana (1) dan Keanu Rifky Ontoseno Wiyono (2), Ahmad Musa (28) juga lukai pengasuh kedua balita tersebut, Marni.
Musa memukul Marni hingga pingsan dan mengakibatkan luka serius di bagian kepala.
3. Rampok cincin emas
Ahmad Musa (28) dan Abdul Rohman (29) berhasil merampok perhiasan emas berupa tiga cincin dan satu kalung.
Lalu, hasil rampokan tersebut dijual di toko emas milik Sutriman (51). Sehingga, Sutriman juga diamankan para aparat keamanan. Dia diduga menjadi penadah barang curian.
4. Sudah rencanakan perampokan
Ahmad Musa (28) dan Abdul Rohman (29) mengaku memang sejak awal berniat merampok rumah milik Sugeng Wiyono tersebut. Para pelaku mengenal Murni dan sempat berjanji untuk bertemu di rumah majikannya itu. "Memang sudah berniat merampok saat mengunjungi Murni," katanya.
Keduanya bekerja dan berprofesi sebagai pemulung.
[
sumber ]