Ketika Kupu-kupu Malam Dijual Di Trotoar Kota Sukabumi - Di salah satu sudut Jalan Martadinata Kota Sukabumi, tiga wanita tampak duduk merayu. Satu orang terlihat berusia di atas 45 tahun, sedangkan dua lainnya terlihat jauh lebih muda.
Si wanita yang senior terlihat menggoda setiap kendaraan yang berjalan pelan menuju arah mereka. "Butuh teman? Mau berapa orang? Saya ada tinggal dua neh?" ujar wanita yang memperkenalkan diri sebagai Susi tersebut, Sukabumi, Sabtu (14/9) malam.
Susi membuka harga untuk dua wanita ABG yang dibawanya dengan harga Rp 400 ribu sekali kencan short time. Namun harga itu baru harga awal, alias masih bisa ditawar.
"Kalau mau Rp 300, sudah sama hotel. Hotelnya di tempat saya. Tapi nanti bilang ke mereka (kupu-kupu malam) Rp 350 saja. Gimana?" ujarnya.
Dunia esek-esek di Kota Sukabumi ternyata lebih 'berani' dibanding Kabupaten Sukabumi. Di kota kecil ini, ternyata mucikari berani menjajakan PSK yang masih sangat belia.
"Umurnya di bawah 20 tahun yang jelas. Coba dulu atuh," ujar Susi merayu genit.
Selama ini, Pemerintah Kota dan Kabupaten Sukabumi memang gencar melakukan aksi penertiban penyakit masyarakat tersebut. Salah satu yang terkenal di Kabupaten Sukabumi adalah kawasan Pasar Monyet di Pelabuhan Ratu. Namun rupanya tetap saja sulit menghilangkan praktik esek-esek tersebut.
"Ya memang susah, karena itukan penyakit masyarakat. Selama ada masyarakat pasti ada hal-hal gituan mah. Cuma kalau di Sukabumi ini memang terselubung dan kucing-kucingan, di sini enggak ada lokalisasi," ujar Tios, warga Cibadak Sukabumi dalam sebuah perbincangan di warung kopi.
Mojang Sukabumi selama ini dikenal berparas cantik. Hal itulah yang mungkin mengundang rasa penasaran pria hidung belang untuk mencari, ketika ada keperluan atau dinas di Kota Moci ini.
"Ya katanya sih orang Sukabumi itu cantik-cantik, mungkin karena itu banyak yang penasaran dan nyari-nyari kalau pas ke sini," tambahnya.
[
sumber ]