Hidup di bumi bagaikan burung..
Bangun pagi makan nasi jagung..
Tidur di ubin pikiran bingung..
Apa daya badan ku terkurung..
Semua serba seadanya. Mulai dari sel, tempat tidur, kamar mandi, hingga makanan.
Beberapa dari mereka sempat frustasi dan ketakutan dengan lingkungan barunya. Belum lagi, harus beradaptasi dengan berbagai orang tak dikenal yang berasal dari berbagai suku, agama, status sosial, hingga kasus yang menjeratnya.
Saking takutnya, tak jarang ada tahanan yang memilih membawa segala sesuatunya dari luar. Termasuk menu yang akan disantap di tahanan.
Berikut para tahanan yang ogah santap menu dari penjara yang dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber:
1. Anas Urbaningrum
Tersangka kasus dugaan suap pengurusan anggaran proyek Pusat Pendidikan Pelatihan serta Sekolah Olahraga Nasional di Desa Hambalang, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan proyek-proyek lainnya, Anas Urbaningrum, memilih menyantap makanan yang dibawakan keluarga. Keluarga pun dengan senang hati mengantarkannya ke Rutan KPK.
Alasan keluarga, mereka takut makanan yang diberikan pada Anas mengandung racun. "Kekhawatiran dari pihak keluarga karena Mas Anas. Kita bicarakan alasan keamanan. Kalau diracun kan bahaya," ujar Ana Luthfi, adik Anas.
KPK agak risih dengan sikap Anas itu. KPK menilai harusnya Anas berperilaku sama seperti tahanan lain, menyantap menu yang disediakan KPK.
"Kalau ketakutan diracun sangat berlebihan yah. Kita kan juga jaga keamanan. Nanti belakangan takut tidur di kasur itu, kan jadi lebay terus minta bawa kasur dari rumah," ujar Jubir KPK Johan Budi SP.
Alhasil, saat jam besuk tak ada, Anas memilih makan roti.
2. Artis Krisna Mukti
Pada Juli 2009 silam, artis Krisna Mukti pernah mendekam di Rumah Tahanan Negara kelas 2A Kendari, Sulawesi Tenggara. Krisna Mukti ditahan jaksa penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara karena diduga kuat terlibat kasus penggelapan uang sebesar Rp 365 juta.
Kejadian ini sempat membuat Krisna syok. Di masa-masa awal penahanan, Krisna menolak makan makanan yang disediakan di tahanan.
"Krisna sampai saat ini makan dari catering di luar penjara. Dia menolak makanan penjara", ungkap salah satu sipir penjara, Wilda Cahya Ningrum, kala itu.
3. Syekh Puji
Syekh Puji atau Pujiono Cahyo Widianto, menikahi gadis di bawah umur Lutviana Ulfa pada 8 Agustus 2008. Padahal saat itu, usia Lutvi baru 12 tahun.
Alhasil dia harus berurusan dengan hukum. Pria berjenggot ini didakwa melanggar pasal 81 UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak tentang kesengajaan melakukan melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau orang lain.
Kemudian oleh hakim di Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang, dia divonis empat tahun penjara karena terbukti melakukan unsur tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau bujuk rayu untuk melakukan persetubuhan sebagaimana termaktub dalam pasal 81 UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dia juga diminta membayar denda Rp 60 juta.
Selama masa persidangan, Syekh Puji yang berada di tahanan memilih makan makanan dari luar. Jika dilarang petugas, dia memilih puasa.
"Syeh Puji tidak akan mau memakan dan meminum jatah dari Polwiltabes. Seperti tadi pagi saat mau sahur ternyata keluarga tidak boleh memberikan makan sahur pada Syekh Puji. Sampai saat ini Syeh Puji masih puasa dan meski tidak sahur. Dan saat buka puasa nanti saya tidak tahu apakah diperbolehkan untuk memberikan makanan buka puasa dari luar," ujar pengacara Syekh Puji, Agus Jaya Astra, kala itu.
Tim pengacara sampai melakukan upaya persuasif kepada pihak Polwiltabes Semarang agar Syekh Puji diizinkan makan makanan dari keluarga.
"Tadi Syekh Puji menyampaikan jika tidak diperbolehkan memasukkan makanan dari luar maka lebih baik tidak makan buka puasa sekalian," tambahnya.
4. Nunun Nurbaeti
Sebelum dibui karena terlibat kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004, gaya hidup Nunun Nurbaeti, istri mantan 1akapolri Adang Daradjatun, luar biasa glamournya. Bahkan nama Nunun, cukup tersohor di kalangan komunitas sosialita Jakarta.
Tapi sejak 'bermukim' di hotel prodeo Rutan Pondok Bambu, mau tak mau Nunun harus beradaptasi. Tidur tak di kasur empuk dan makan dengan menu ala kadarnya.
Pernah suatu hari, penjara menyediakan menu nasi dengan sayur kacang panjang dan ikan asin bertepung ditambah buah pisang. Karena tak sedikit pun mengundang selera, Nunun memilih jajan di kantin.
Kepala Rutan Pondok Bambu, Herlina Chandrawati, menanggapi keadaan itu sebagai hal wajar dan tak perlu dibesar-besarkan.
"Kalau nggak suka makanan tahanan, nggak bisa dipaksakan. Mau jajan biarin saja," kata Herlina.
5. Artalyta Suryani
Serupa Nunun, pengusaha sukses asal Lampung Artalyta Suryani alias Ayin yang tersangkut kasus suap Jaksa Urip juga ogah memakan makanan yang disediakan di penjara. Merasa orang mampu, dia cuma ingin makanan yang dibawakan keluarga.
"Setiap kali makan diberikan, dia tak mau memakannya. Tidak tahu alasannya mengapa nggak mau makan makanan dari lapas," kata Kepala Lapas Wanita Tangerang, Arti Wirastuti, kala itu.
Menurutnya, Ayin rutin mendapat kiriman makanan tiga kali sehari. Makanan itu diserahkan keluarga ke petugas sipir untuk selanjutnya diserahkan ke Ayin. - merdeka.com